DIABETES DAN PENCEGAHANNYA
DIABETES DAN PENCEGAHANNYA
DIABETES
Akhir-akhir ini muncul penyakit yang menjadi pembicaraan bagi masyarakat indonesia bahkan dunia. Pola hidup yang serba instan dan ketidakpedulian masyarakat dalam mengatur pola makan dicurigai sebagai penyebab masifnya penyakit ini, Yaitu Diabetes.
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti: memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1. menderita infeksi virus. orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain. bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator). diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.
Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti: Kelebihan berat badan. Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2. Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2. Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.
Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.
Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya adalah: Orang yang berusia di atas 45 tahun. wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil. orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25. orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.
Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien.
Hasil dari tes gula darah akan diperiksa oleh dokter dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien didiagnosis menderita diabetes, dokter akan merencanakan langkah-langkah pengobatan yang akan dijalani. Khusus bagi pasien yang dicurigai menderita diabetes tipe 1, dokter akan merekomendasikan tes autoantibodi untuk memastikan apakah pasien memiliki antibodi yang merusak jaringan tubuh, termasuk pankreas.
Pengobatan Diabetes, Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.
Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.
Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.
Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
Pencegahan Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah: Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat, Menjaga berat badan ideal, Rutin berolahraga, Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun.
Menerapkan pola makan sehat
Menjalani pola makan sehat adalah salah satu kunci utama untuk terhindar dari diabetes. Agar tidak terkena diabetes, Anda disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan lemak, misalnya makanan olahan, kue, es krim, dan makanan cepat saji. Untuk mengurangi risiko terkena diabetes, batasi asupan gula harian sebesar 40 gram atau setara dengan 9 sendok teh gula.
Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang mengandung banyak serat dan karbohidrat kompleks.
Jika Anda suka ngemil, sebaiknya pilih camilan sehat, seperti susu, yoghurt rendah lemak dan gula, serta kacang-kacangan yang direbus tanpa garam. Selain itu, hindari minuman bersoda atau jus buah kemasan yang memiliki kadar gula tinggi dan perbanyaklah minum air putih.
Menjalani olahraga secara rutin
Rutin berolahraga memiliki banyak manfaat, salah satunya mencegah tubuh terkena diabetes. Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol.
Sempatkan waktu Anda untuk berolahraga minimal 30 menit sehari. Olahraga jenis apa pun, asalkan dilakukan dengan rutin, bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah diabetes.
Menjaga berat badan ideal
Berat badan ideal dapat ditentukan menggunakan kalkulator BMI (body mass index). Jika nilai BMI tubuh Anda tinggi hingga melebihi batas normal, maka bisa saja Anda mengalami obesitas. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.
Oleh sebab itu, penting untuk selalu menjaga berat badan agar tetap ideal dengan rutin olahraga dan menjalani pola makan sehat yang bergizi seimbang.
Mengelola stres dengan baik
Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko untuk terkena diabetes. Hal ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong makan lebih banyak. Oleh sebab itu, Anda harus pandai dalam mengelola stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.
Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
Untuk menilai kadar gula darah, Anda perlu melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala ke dokter. Tes gula darah ini mungkin perlu didahului dengan berpuasa setidaknya 10 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Tes gula darah penting dilakukan untuk memonitor kadar gula darah dan mendeteksi dini penyakit diabetes.
Bagi Anda yang sehat dan tidak berisiko tinggi terkena diabetes, maka pemeriksaan gula darah dapat dilakukan setahun sekali.
Namun, jika Anda memiliki faktor risiko tinggi untuk terkena diabetes, seperti berusia 40 tahun ke atas, memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke, obesitas, atau memiliki anggota keluarga yang juga penderita diabetes, maka dokter mungkin akan menyarankan tes gula darah dilakukan lebih sering.
Di samping melakukan langkah di atas, Anda juga perlu menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak sehat lainnya dengan berhenti merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol atau bersoda, serta tidur yang cukup setidaknya 7 jam setiap hari.
Selain dengan menjalani beberapa langkah pencegahan diabetes di atas, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah apa saja yang dapat dilakuan agar terhindar dari diabetes.
Daftar Pustaka
Adib, M., 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling Sering Menyerang Kita. Jogjakarta: BukuBiru.
Edward, S. 2005. Diabetes Distress Learning Center. Diabetes Master Clinician Program.
Komentar
Posting Komentar